I
Sayang
Izinkan aku
Menyarung
sebentuk kesetiaan
Ke jari
manismu
Dan
mengalung seutas ketabahan
Ke leher
jinjangmu
Kerana aku
pun tahu
Tatkala kau
nyalakan api cinta
Dengan
nafas dewasa seorang perempuan
Sang
pancaroba akan mengetuk pintu
Kamarmu dan
bertanya
Apa seteguh
itukah keikhlasanmu?
Lalu
dihamparkan diru dan diriku
Cerita-cerita
pedih dan melukakan
Dan
sepanjang pengalaman mengharung rimba
percintaan
Ada calar
balar luka tertusuk duri
Pedih dan
jerih
Tapi itu
tidak pernah memadamkan
Api kasih
yang dinyalakan semusim yang lalu
II
Suatu
Ketika pintu kamar kewajaan lelakiku
Hampir
tertutup tanpa cahaya, pudar dan kelam
Tika sang
musafir hamper putus asa
Mengharap
seteguk air kasih diperjalanan Panjang
Kau hadir
lagi
Membawa
obor pengharapan
Menebarkan
Kembali semangat
Untuk terus
mengharung musim
Dan keikhlasan
itu menyakinkan dan membahagiakan
III
Namun
musafir
Perjalanan
dan musim yang Panjang
Percintaan
yang tiada penghujung
Tanpa
kepastian yang jitu
Kasih dan
saying tidak boleh
hanya di
isi kata-kata dan pujuk rayu
namun
begitu
ia terus
berharap dan berdoa
tidak
dibuang perasaan yang suci itu
tetap
dipuji rasa hati yang tercurah
tetap
dipegang janjinya,digenggam kan dihati
akan terus
cekal mengharung ketabahan
walau pun
ia tahu
suatu waktu
nanti aia akan terluka
Epilog
Sekian lama
aku menanti
Musim
berganti cinta yang indah
Suci dan
murni
Yang
hadirnya hanya sekali
Tak bisa
diulangi
Tak bisa
dimungkiri
Lalu aku
tetap disini
Berdiri
menanti
Sehingga
kau telah benar-benar pergi
No comments:
Post a Comment